Produksi cabai keriting provinsi turun lebih dari 50% dari 12.469,25 kuintal pada tahun 2023 menjadi hanya 5.770,47 kuintal pada tahun 2024. Kabupaten Gorontalo adalah produsen terbesar dengan 12.052 kuintal pada 2023, tetapi hanya menghasilkan 4.684 kuintal pada 2024. Sebaliknya, produksi cabai keriting di Kabupaten Pohuwato meningkat pesat. Dari hanya 6 kuintal pada tahun 2023, menjadi 793 kuintal pada tahun 2024. Angka-angka ini menunjukkan bahwa daerah tersebut memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan komoditas hortikultura.
Meskipun produksi cabai rawit provinsi menurun dari 155.225,5 kuintal pada tahun 2023 menjadi 103.720,4 kuintal pada tahun 2024, produksinya masih sangat bergantung pada Kabupaten Gorontalo dan Bone Bolango. Kabupaten Gorontalo menyumbang 49.961 kuintal dan Bone Bolango menambahkan 14.688 kuintal pada tahun 2024. Produksi Kabupaten Pohuwato meningkat hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya, mencapai 17.604 kuintal. Selain itu, Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara memiliki kontribusi yang stabil. Gorontalo Utara mengalami penurunan sedikit dari 20.349 kuintal menjadi 18.080 kuintal.

Kota Gorontalo masih memiliki populasi yang sangat rendah, turun dari 41 kuintal menjadi 61,5 kuintal. Yang menarik, data produksi kentang pada tahun 2023 dan 2024 tidak tercatat sama sekali. Ini mungkin menunjukkan bahwa komoditas tersebut belum banyak ditanam di Gorontalo atau bahwa ada masalah dengan pencatatan produksi.
Pemerintah daerah harus serius memperhatikan penurunan produksi cabai yang signifikan ini. Sebagai bahan pokok, cabai sangat sensitif terhadap perubahan harga di pasar. Di tahun-tahun mendatang, tren ini dapat dibalik dengan membantu petani melalui pelatihan, infrastruktur pertanian, dan akses ke benih unggul.

















